Bagai deru suara kaki kuda di tengah hutan belantara, hari sebelumnya…
kelihatan begitu damai dan ceria
meski sunyi kian bertahta…
meski sunyi kian bertahta…
tampak burugpun riang gembira
meski kemarau bertalu kembara…
angankupun menerawang menembusi
malam yang kian melarut…
meski kemarau bertalu kembara…
angankupun menerawang menembusi
malam yang kian melarut…
menyusuri sanubari
k’rinduan…
k’rinduan…
bagai derita tak bertepi…
bathin tertekan dilubuk hati yang
sunyi…
bathin tertekan dilubuk hati yang
sunyi…
meratapi hati yang kini kian pedih
s’irama malam sepi…
s’irama malam sepi…
adakah demikian harapmu seperti
yang terlukis di keningmu….
hasratku hanya nada sendu…
yang terlukis di keningmu….
hasratku hanya nada sendu…
“KUINGIN BERSAMAMU SELAMANYA…”
0 komentar :
Posting Komentar